poltekkeskendari.com – Kanker usus besar sering kali datang diam-diam, tanpa tanda-tanda yang jelas di awal. Padahal, kalau dideteksi lebih cepat, peluang untuk sembuh jauh lebih besar. Sayangnya, banyak orang baru sadar setelah kanker sudah berkembang ke tahap lanjut. Nah, biar nggak kecolongan, penting banget buat tahu langkah-langkah deteksi dini kanker usus besar.
Sebenarnya, kamu nggak perlu nunggu gejala muncul dulu baru mulai cek. Deteksi dini itu justru dilakukan saat kamu merasa sehat-sehat aja. Tujuannya? Ya tentu saja biar bisa mencegah atau setidaknya menangani lebih cepat sebelum semuanya terlambat. Di artikel ini, aku bakal ngebahas 7 langkah deteksi dini kanker usus besar yang gampang dipahami dan bisa kamu terapkan. Simak sampai habis ya!
1. Kenali Faktor Risikonya Dulu
Sebelum mulai cek ini-itu, kamu harus tahu dulu nih, apakah kamu termasuk orang yang punya risiko tinggi kena kanker usus besar atau nggak. Faktor risikonya cukup banyak, seperti usia di atas 50 tahun, punya riwayat keluarga dengan kanker usus, kebiasaan makan tinggi lemak rendah serat, jarang olahraga, obesitas, merokok, atau bahkan konsumsi alkohol berlebihan.
Kalau kamu merasa punya satu atau lebih dari faktor di atas, jangan panik dulu, tapi juga jangan cuek. Ini saatnya kamu lebih peduli sama kesehatan ususmu. Mulailah dengan diskusi bareng dokter, biar bisa direncanakan langkah deteksi dini yang paling cocok buat kamu.
2. Cek Gejala Ringan yang Sering Diabaikan
Gejala kanker usus besar sering kali samar dan mirip dengan gangguan pencernaan biasa. Tapi, kalau kamu mengalami perubahan pola buang air besar (misalnya jadi lebih sering diare atau sembelit), ada darah di feses, perut sering kembung dan sakit, atau merasa nggak tuntas saat buang air besar, itu semua patut dicurigai.
Nggak ada salahnya kamu catat gejala-gejala ini kalau muncul, bahkan yang kelihatannya sepele. Kalau berlangsung lebih dari dua minggu, langsung konsultasi ke dokter. Makin cepat kamu tahu penyebabnya, makin baik juga langkah penanganannya.
3. Lakukan Pemeriksaan Feses Rutin (Tes Darah Samar)
Langkah deteksi dini yang satu ini cukup simpel dan nggak ribet: tes darah samar pada feses. Tes ini bisa mendeteksi apakah ada darah tersembunyi di tinja kamu, yang bisa jadi tanda adanya polip atau bahkan kanker di usus besar.
Tes ini disarankan dilakukan setiap tahun, terutama kalau kamu udah berusia di atas 50 tahun. Tapi kalau kamu punya riwayat keluarga yang kena kanker usus besar, kamu mungkin disarankan mulai lebih awal. Tes ini bisa dilakukan di rumah sakit, klinik, atau kadang ada juga layanan skrining gratis dari instansi kesehatan.
4. Kolonoskopi: Pemeriksaan Lengkap Langsung ke Sumbernya
Kalau tes darah samar menunjukkan hasil mencurigakan, biasanya dokter bakal menyarankan kolonoskopi. Ini adalah prosedur medis untuk melihat langsung kondisi bagian dalam usus besar pakai alat kamera kecil yang dimasukkan lewat anus. Tenang aja, prosedurnya aman dan dilakukan dengan bius ringan kok.
Kolonoskopi nggak cuma buat deteksi kanker, tapi juga bisa langsung mengangkat polip kecil yang bisa berkembang jadi kanker di kemudian hari. Jadi bisa dibilang, ini langkah deteksi dan pencegahan sekaligus. Kalau kamu punya risiko tinggi, sebaiknya kolonoskopi dilakukan setiap 5 atau 10 tahun tergantung saran dokter.
5. Tes DNA Feses: Teknologi Baru yang Makin Canggih
Sekarang udah ada juga nih tes yang bisa mendeteksi perubahan DNA dalam feses yang berhubungan dengan kanker usus besar. Tes ini jadi tambahan atau alternatif buat yang nggak bisa atau belum perlu kolonoskopi.
Memang belum semua rumah sakit di Indonesia punya layanan ini, tapi beberapa sudah mulai mengadopsinya. Tes DNA ini bisa lebih sensitif dalam mendeteksi kelainan sel sejak awal. Kalau hasilnya positif, barulah kamu disarankan lanjut ke kolonoskopi.
6. Perhatikan Gaya Hidup dan Pola Makan
Deteksi dini nggak selalu soal alat medis. Salah satu cara deteksi paling awal ya dari gaya hidup kita sendiri. Kalau kamu terbiasa makan tinggi serat, banyak sayur, buah, minum air putih cukup, dan rutin olahraga, risiko kamu bisa jauh berkurang.
Sebaliknya, kalau kamu suka makanan cepat saji, jarang makan sayur, duduk terus seharian tanpa aktivitas fisik, itu bisa jadi sinyal buat segera mulai perbaikan. Badan kita sebenarnya kasih banyak “kode” lewat pencernaan. Jadi, perhatikan baik-baik sinyal itu, jangan diabaikan.
7. Jangan Takut Cek Medis Berkala
Kadang, rasa takut bikin kita menghindari medical check-up. Padahal, deteksi dini cuma bisa efektif kalau kamu rutin cek kesehatan. Minimal setahun sekali, kamu sempatkan waktu untuk cek kesehatan lengkap, termasuk pencernaan dan usus besar.
Kabar baiknya, sekarang makin banyak layanan kesehatan yang mempermudah check-up, bahkan banyak yang sudah digital. Cek jadwal, booking online, terus tinggal datang sesuai waktu yang ditentukan. Nggak ribet lagi deh.
Kesimpulan: Cegah Lebih Baik Daripada Menyesal
Kanker usus besar bisa dicegah dan ditangani sejak awal kalau kita tahu langkah-langkah deteksi dininya. Mulai dari kenali faktor risiko, perhatikan gejala, sampai cek medis seperti tes feses dan kolonoskopi, semua itu bisa dilakukan secara bertahap dan nggak harus mahal. Yang penting, kamu niat untuk jaga kesehatan sejak sekarang.
Di poltekkeskendari.com, kami percaya bahwa edukasi kesehatan harus dimulai dengan informasi yang ringan tapi bermakna. Yuk, mulai sayangi tubuh dari sekarang. Jangan tunggu ada gejala baru panik, tapi mendingan deteksi dini biar hidup tetap tenang dan sehat.