poltekkeskendari.com – Setelah mengalami kelumpuhan, banyak hal yang berubah. Mulai dari cara bergerak, aktivitas harian, sampai kebiasaan kecil yang sebelumnya terasa biasa aja, sekarang bisa jadi tantangan baru. Di masa pemulihan, penting banget buat menjaga pola hidup agar kondisi nggak makin memburuk dan proses penyembuhan bisa berjalan lebih lancar.
Tapi yang sering luput diperhatikan adalah hal-hal yang seharusnya dihindari. Nah, di artikel ini, aku bakal bahas 10 hal yang sebaiknya jangan dilakukan setelah seseorang mengalami kelumpuhan. Semoga informasi dari poltekkeskendari.com ini bisa bantu kamu atau orang terdekat tetap semangat dan nggak salah langkah dalam proses penyembuhan.
1. Duduk atau Berbaring Terlalu Lama di Posisi yang Sama
Kalau tubuh terus-terusan diam di satu posisi, apalagi dalam waktu lama, bisa timbul luka tekan alias pressure sore. Ini luka yang muncul karena aliran darah ke kulit terhambat karena tekanan terus-menerus. Jadi penting banget buat bantu pasien berganti posisi secara rutin, minimal setiap 2–3 jam sekali.
Kalau pakai kursi roda, pastikan ada bantal khusus yang bantu mengurangi tekanan. Posisi tidur juga perlu diperhatikan, jangan sampai bagian punggung atau pinggul jadi titik tekanan terus-menerus.
2. Malas Minum Air Putih
Terdengar simpel, tapi kurang minum air bisa memicu banyak masalah buat pasien kelumpuhan. Mulai dari dehidrasi, infeksi saluran kemih, sampai sembelit. Semua itu bikin kondisi tubuh makin drop.
Idealnya, pasien tetap minum minimal 6–8 gelas air putih sehari. Kalau kesulitan minum langsung banyak, bisa disiasati dengan minum sedikit-sedikit tapi sering.
3. Mengabaikan Rasa Nyeri atau Ketidaknyamanan
Banyak pasien kelumpuhan yang menahan sakit atau malas cerita kalau merasa nggak nyaman. Padahal, nyeri itu bisa jadi sinyal awal kalau ada masalah serius, seperti infeksi, luka, atau saraf yang terjepit.
Makanya, penting buat selalu terbuka dengan tenaga medis atau keluarga soal apa yang dirasa. Jangan tunggu sampai parah baru cari pertolongan.
4. Menghentikan Terapi Fisik Tanpa Alasan Jelas
Latihan fisik, meski kelihatannya ringan atau membosankan, sebenarnya punya efek besar buat pemulihan. Beberapa pasien berhenti terapi karena merasa nggak ada hasil. Padahal, pemulihan kelumpuhan itu butuh proses panjang dan konsistensi.
Jadi jangan buru-buru menyerah ya. Diskusi dengan fisioterapis kalau butuh penyesuaian latihan, tapi jangan berhenti sendiri tanpa rekomendasi medis.
5. Terlalu Bergantung Tanpa Mencoba Mandiri
Wajar kok kalau awalnya butuh bantuan orang lain untuk bergerak, mandi, atau makan. Tapi, kalau terus-terusan bergantung tanpa mencoba pelan-pelan mandiri, malah bikin tubuh makin lemah dan mental jadi down.
Mulailah dengan hal kecil, seperti menyuap makanan sendiri, menyisir rambut, atau duduk tanpa bantuan. Semakin sering dicoba, semakin cepat tubuh terbiasa dan otot mulai aktif kembali.
6. Makan Sembarangan
Makanan punya peran penting dalam penyembuhan. Sayangnya, masih banyak pasien yang nggak terlalu memperhatikan pola makan. Padahal makanan tinggi lemak, garam, dan gula bisa memperparah kondisi, terutama kalau ada penyakit penyerta seperti hipertensi atau diabetes.
Pilihlah makanan bergizi tinggi seperti sayur, buah, ikan, dan kacang-kacangan. Hindari makanan cepat saji, gorengan berlebihan, atau camilan tinggi kalori.
7. Mengabaikan Kesehatan Mental
Kelumpuhan bukan cuma soal tubuh yang nggak bisa gerak, tapi juga soal mental yang kena tekanan. Perasaan sedih, minder, atau stres itu wajar. Tapi kalau dibiarkan terus-menerus, bisa berkembang jadi depresi.
Coba jaga rutinitas harian, tetap bersosialisasi (meski lewat video call), dan curhat ke orang terdekat. Kalau perlu, konsultasikan juga ke psikolog. Kesehatan mental dan fisik itu saling berkaitan.
8. Kurang Tidur atau Pola Tidur Berantakan
Tidur adalah waktu tubuh untuk memperbaiki diri. Kalau pasien sering begadang, tidur terlalu larut, atau tidurnya nggak nyenyak, proses penyembuhan bisa terganggu. Sistem imun juga jadi turun.
Usahakan tidur cukup sekitar 7–8 jam per malam. Buat suasana kamar yang nyaman, hindari main gadget menjelang tidur, dan biasakan tidur di jam yang sama setiap hari.
9. Nggak Mengontrol Penyakit Penyerta
Kelumpuhan sering kali muncul akibat penyakit seperti stroke, diabetes, atau cedera tulang belakang. Kalau penyakit penyertanya nggak dikontrol dengan baik, risiko kelumpuhan kambuh jadi lebih besar.
Minum obat secara teratur, ikuti saran dokter, dan pantau kondisi tubuh secara berkala. Jangan putus obat atau terapi tanpa konsultasi ya.
10. Merasa Sendiri dan Menutup Diri
Rasa kesepian bisa memperparah kondisi pasien kelumpuhan. Tapi kadang ini muncul karena pasien merasa jadi beban atau nggak percaya diri dengan kondisi fisiknya. Padahal, keluarga dan sahabat biasanya dengan senang hati mau membantu.
Buka ruang untuk komunikasi, ikut komunitas online atau offline, dan temukan cara baru buat tetap aktif secara sosial. Dukungan sosial bisa jadi obat paling mujarab buat mempercepat pemulihan.
Menghadapi masa pemulihan kelumpuhan memang butuh tenaga, waktu, dan hati yang kuat. Tapi dengan menghindari hal-hal di atas, setidaknya kita bisa bantu prosesnya jadi lebih lancar dan aman. Di poltekkeskendari.com, kami percaya bahwa hal-hal kecil yang dilakukan dengan konsisten bisa membawa dampak besar bagi kehidupan pasien.
Semangat terus buat kamu yang sedang berjuang, dan buat keluarga yang mendampingi, jangan lelah memberi perhatian. Kamu semua luar biasa!